Ini hanya cerita seorang mantan fans latah. Jangan dibaca !!!!
Media. Tentu anda tau, media sangat mudah membuat kita
mengidolakan seseorang, baik itu artis ataupun pemimpin. Kali ini saya sedang
ingin berbicara tentang beberapa pemimpin negeri ini. Masih mau baca ?
Saya masih ingat, Banyak orang sempat mengidolakan pak JK,
saat beliau waktu itu menjabat sebagai wapres. Gebrakannya, cara bicaranya yang
tepat sasaran dan segudang pesona lainnya, lalu setelah kini bersanding dengan
pak Jokowi, pak JK justru disebut menelan ludah sendiri. Yang menyukai beliau
pun menjadi malu-malu. termasuk saya diantaranya, dan sekarang tidak berani
terlalu berharap dan lebih memilih menjadi secret admirer atau mungkin
telah berpindah hati.
Begitu pula dengan bapak Anies Baswedan. Beliau sempat
disebut rektor muda yang visioner, terbaik dengan pola pikir sangat dinamis,
namun akhirnya ketika menjadi tim sukses seorang capres, beliau tidak
lagi seperti yang diharapkan.dimana semestinya akademisi berbicara lebih netral
dan tidak berpihak kepada sesuatu kelompok dan menjelekkan kelompok yang lain.
Meski masih tetap ada yang menyanjungnya, tetap saja sudah kurang mengena pada
hati banyak fans nya dulu. Menurut saya, jadi biasa biasa saja.
Akibat patah hati akhirnya ada
yang CLBK ( cinta lama bersemi kembali ). Parah juga menggelitik dengan
mengidolakan mereka yang dulu tidak disukai. Saya jadi ingat, beberapa waktu
yang lalu seseorang memposting kata-kata “enakan jaman saya lho”. Tentu ini
bermaksud untuk tokoh seperti bapak Soeharto. Ini adalah bentuk rasa galau yang
dirasakan rakyat indonesia setelah dulu
mencaci habis habisan kemudian baru mengerti bahwa beliau ternyata yang terbaik
diantara yang pernah ada. Untuk kasus ini, saya ingin tertawa tapi takut enggak
lucu..
Lalu, terbersit pertanyaan sederhana masih adakah idola yang
bisa dijadikan idola?
Dan untuk hal seperti itu, saya dan mungkin banyak pihak
masih harap-harap cemas pada sosok bapak yang masih memiliki banyak fans, entah
karena memang layak dijadikan idola atau belum terekpos media . Beliau adalah
bapak Abraham Samad. Semoga beliau tetap menjadi idola, tidak lantas
bikin rakyat patah hati untuk kesekian kalinya. Aamin ...
Ketika perasaan patah hati untuk kesekian kalinya sedikit
terabaikan, selain Abraham Samad yang tegas, munculah orang baru. Sosok
sosok visioner lain bermunculan . Berbicara tokoh tokoh baru yang
visioner saat ini, beberapa orang yang
paling menyorot perhatian salah satunya diantara banyak tokoh lainnya adalah
bapak Tjahaja Purnama dan bapak Ridwan Kamil (you know lah..). Di
mana-mana, ketika s mengakses sosial media, yang muncul “aku padamu, koh”, “I’m
in love, koh”, “kokoh, I love you”, “ridwan kamil I miss you “. Bla bla bla..
Namanya juga fans....bukan fans kalau tidak lebay.........
Fans hanya bisa melihat idola tersebut di layar kaca dan
tidak jarang hanya melihat gambarnya saja beserta penyampaiannya yang diliput
wartawan di sosial media. Syukur kalau idola tersebut adalah walikota setempat,
ya setidaknya pernah lewat didepan kantornya saja cukuplah. Lalu bagaimana
dengan idola yang tidak pernah kita
lihat secara langsung, tidak pernah ketemu, tidak pernah tau bagaimana sosok yang sesungguhnya,
hanya media yang membesarkan nama mereka. Sebagai fans cuma bisa manggut
manggut mengikuti perkembangan berita sang idola. Kita manusia dan sang idola
pun manusia, meski derajat kita sama dengan idola di mata sang pencipta, tetap
saja kita sebagai fans
Saat kita sadar, ketika
yang kita idolakan adalah manusia, meski prestasinya selangit,
kita pun harus siap pada kodrat manusia itu sendiri, tidak ada yang sempurna.
Sewaktu-waktu, idola tersebut bisa saja melakukan kesalahan sama seperti kita
dan mungkin kesalahan fatal yang membuat kita kembali patah hati. Broken
heart! jika itu terjadi, siap siap malu lagi. sembunyi lagi, secret
admirer lagi dan pindah hati lagi. cape deeeeeh...
Maka siapa seharusnya yang patut diidolakan?
Terserah. Namanya juga negara demokrasi. tetapi, seharusnya idola yang di elu elukan di
sosal media dan dimana pun, adalah mereka yang benar benar telah terbukti bukan
hanya saat ini tetapi hingga titik darah penghabisannya. Tentu sulit sekali
mencari sosok yang sempurna . Karena alasan itulah seharusnya rasa cinta dan cara mengidolakan
sosok pemimpin tidak berlebihan apalagi di media sosial, meski hanya kata kata karena
sangat dimungkinkan biasanya dianggap sebagai apa yang ada dalam pikiran kita
sendiri apalagi jika kita adalah teman yang cukup berpengaruh, maka apa yang
kita sukai dianggap benar oleh sebagian orang dan terbentuklah fans latah. Hal
ini tentu berbeda jika yang kita idolakan adalah sosok yang telah mendapatkan
pengakuan bukan hanya manusia namun Allah SWT. Untuk beliau , rasanya seribu
kata keren juga tidak akan cukup mengambarkannya. Tentu saja sebagai ummat
Muslim jawabannya Nabi Muhammad SAW.
Perihal Akhlak dan sikap Nabi Muhammad tidak perlu diragukan
lagi, Allah sendiri sudah menjamin bahwa
beliaulah suri tauladan terbaik. Pada beliau kita bisa mengidolakan tanpa takut
patah hati. Sebagai seorang Muslim yang kritis dan cerdas, sebaiknya kita
menempatkan beliau sebagai idola bukan hanya karena kewajiban sebagai
ummat namun mengetuk nurani kita bahwa tidak patut bagi kita menjunjung
tinggi manusia yang hanya baru beberapa tahun muncul di media dengan segala
perubahan yang dibawanya, kemudian kita menyebut nyebutnya dengan perasaan yang
berlebihan. Padahal tentu saja masih banyak hal yang harus dibuktikan secara
konsisten dan memerlukan waktu untuk benar benar kita yakini ia adalah
idola.
Oleh karena itu, sudah menjadi tugas kita bersama untuk
saling mengingatkan, jika mungkin tindakan yang kita lakukan dalam menanggapi
media dan sang idola yang terlalu berlebihan sehingga kita tidak peduli, kita
akan menghujat habis habisan orang orang yang membenci idola kita. Ada baiknya
kita menebarkan sesuatu yang bisa mengajak kita kepada persatuan. Dalam hal
ini, kita perlu menyeimbangkan pemberitaan yang ada. misalnya, jika sekarang
ini media dipenuhi oleh berita yang membuat kita mudah terprovokasi dan mudah
membuat kita menjadi fans yang latah. Fans latah memiliki ciri ciri mudah
mencintai tetapi mudah pula membenci.
Untuk menyingkapi hal tersebut, sudah seharusnya kita
sebagai generasi muslim yang bertebaran dimuka bumi ini tidak diam saja, kita
harus mampu menebarkan berita tentang perjuangan masa masa Rasullullah yang
penuh liku sehingga kita dapat memahami hakikat seorang idola, bagaimana perjuangan
yang ditempuh, bagaimana cara Rasullullah menghadapi lawan, bagaimana kemudian
Rasulullah bersikap terhadap kaum yang membenci beliau dan tentunya bagaimana
kriteria persyaratan dan hal hal yang melekat yang bisa kita ambil contoh dari
Nabi Muhammad SAW. Sehingga kita tidak
akan kecewa lagi pada idola yang belum menjanjikan apa apa, apalagi tindakan yang masih sebatas wacana
Disaat krisis kepemimpinan seperti ini hanya kita lah yang
mampu menekan laju media yang sudah sangat keterlaluan mencetak siapa saja
sosok idola sesuka hati mereka, merekayasa idola dan menyedot fans demi
keuntungan media itu sendiri, meskipun ada yang tidak perlu kita curigai
sebaiknya kita lebih hati hati agar tidak kapok lagi.
Akhirnya penulis ingin sekali menulis dengan cepat
hingga diujung akhir tulisan dengan perasaan yang meledak ledak , meneteskan
air mata untuk idola yang tidak pernah mati, untuk idola yang tak pernah redup
untuk beliau pemimpin sejati yang tak kan pernah mengecewakan rakyatnya,
ummatnya. Kita adalah generasi yang hanya bisa mengenang jasa jasa nya.
Menangis membaca perjuangannya. Terharu mendengar kisahnya. dan ini yang paling
penting, tidak ada sang idola yang melakukan hal seperti ini, beliau nabi
Muhammad adalah idola paling sejati , menunggu kita yang mencintainya di surga.
Subhanallah...
“Aku padamu, Nabi Muhammad”
*******************************************************************
Semoga Bermanfaat