Suatu ketika , Akibat tugas yang menumpuk, mengharuskan ana untuk mengirim file tersebut untuk diperbaiki di jasa
pengetikan. Ia sudah kenal lama dengan abang yang menjaga rental tersebut, sehingga sudah dianggap seperti teman. Ketika selesai, si abang rental menghubungi ana untuk mengambilnya. Begitu sampai disana, Ana coba coba
memeriksa lagi.
Disitu, didekat si abang, sayup sayup terdengar, suara lantunan lagu islami dari
balik earphone. Lagu nya agak agak melayu. Trus, ana mendekati abang itu.
“ Bang, besarin volumenya lah, mau dengar itu lagu apa ya? “
“ Oh, ini lagu reliji. malu abang dek. “ kata abang rental
“ Loh, kok malu? Coba dulu besarin volumenya saya mau
dengar, kayaknya menyentuh tu lagu “ Ana memaksa
“ Oke. Jangan ketawain ya dek “
Akhirnya terdengar lah bait demi bait lagu itu. Dan ana
sangat tertarik . Lirik nya pas dan Nancep banget !!
“ Lagu siapa ni bang? Copy lah bang ke flashdisk “ Kata ana
antusias sambil membuka tas ranselnya dan mencari cari Flashdisk dalam kotak pensil. Segera setelah ketemu, ana
menyodorkan pada abang rental tersebut
“ Serius suka dek ? oke, namanya fika –doa qalbu dek
judulnya “ jawab abang itu sambil mengcopy lagu kedalam flash disk ana
“Penasaran. kok malu sih bang dengar lagu reliji ? “ ana
tanya lagi
“Malu dek. Dikira sok alim “ balas abang tersebut.
“ Emang Cuma orang alim yang pantas ngedengar nya ya bang? “
“Biasanya kan gitu dek “ jawab si abang itu malu malu
“Surga milik kita semua bang. Giliran lagu Bon jovi aja digedein. Besarin lah volumenya biar banyak orang
dengerin juga , kan abang dapat pahala “
“Betul juga ya dek . Adek ini kok seserius itu. Emang adek
ini anggota lembaga islam apa gitu ya? “ tanyanya lagi
“Saya bukan siapa
siapa bang. Saya Cuma orang islam biasa. Malu saya bang. Saya ga pantas
bicarain itu. Maaf.” Ana jadi tampak kikuk dan mencoba membetul kan hijabnya
“Loh malu kenapa dek ?
“Malu dikatain sok alim bang “
"Gak dek. Dakwah milik
siapa aja dek. Termasuk adek . Kalau adek bagikan satu kebaikan , kan katanya katakanlah walaupun hanya satu ayat“
"Berarti sama dong kita bang. Udah tau itu sesuatu yang menyenangkan. kenapa kita ga pede ya..." kata ana
sambil berdiri mencoba untuk bersiap siap pergi.
“Iya dek. Betul . kita gak pede “
#################################################################################
Sebenarnya sih, apapun profesi kita, siapapun diri kita, fitrahnya sih sesuatu yang mendekatkan diri pada Allah, adalah sesuatu yang sangat menenangkan, bener gak? hanya saja Kita sedikit "malu " mengakuinya ketimbang mereka yang telah memutuskan pilihan untuk lebih "Show Off" identitasnya pada orang lain dan sudah mendapatkan pengakuan. Dan kita adalah sebagian yang masih terjebak pada ukuran kealiman seseorang. Sehingga yang dilakukan adalah lebih sering mengabaikan fitrah tersebut, dan mencari posisi aman dengan mencoba mencinta dalam diam, bahkan ada lebih parah, melakukan pelarian pada fitrah tersebut sehingga mencari cari kesalahan orang lain.
Jika kita setuju jalan yang terbaik itu adalah jalan menuju padaNYA, kenapa kita masih sibuk mengomentari kesalahan kesalahan orang yang sudah terlebih dahulu lebih percaya diri ketimbang kita? kita menghakimi mereka, kita maki mereka.
Padahal, bukankah kita sendiri lah yang patut dihina? kita cinta padaNYA, namun kita masih malu malu untuk mengakuinya. Malu melengkapi atribut untuk menjelaskan inilah bukti kecintaan kita kepadaNYA.....
Sebenarnya sih, apapun profesi kita, siapapun diri kita, fitrahnya sih sesuatu yang mendekatkan diri pada Allah, adalah sesuatu yang sangat menenangkan, bener gak? hanya saja Kita sedikit "malu " mengakuinya ketimbang mereka yang telah memutuskan pilihan untuk lebih "Show Off" identitasnya pada orang lain dan sudah mendapatkan pengakuan. Dan kita adalah sebagian yang masih terjebak pada ukuran kealiman seseorang. Sehingga yang dilakukan adalah lebih sering mengabaikan fitrah tersebut, dan mencari posisi aman dengan mencoba mencinta dalam diam, bahkan ada lebih parah, melakukan pelarian pada fitrah tersebut sehingga mencari cari kesalahan orang lain.
Jika kita setuju jalan yang terbaik itu adalah jalan menuju padaNYA, kenapa kita masih sibuk mengomentari kesalahan kesalahan orang yang sudah terlebih dahulu lebih percaya diri ketimbang kita? kita menghakimi mereka, kita maki mereka.
Padahal, bukankah kita sendiri lah yang patut dihina? kita cinta padaNYA, namun kita masih malu malu untuk mengakuinya. Malu melengkapi atribut untuk menjelaskan inilah bukti kecintaan kita kepadaNYA.....