Minggu, 14 September 2014

IDOLA SEMU VS IDOLA SEJATI


Ini hanya cerita seorang mantan fans latah. Jangan dibaca !!!!

Media. Tentu anda tau, media sangat mudah membuat kita mengidolakan seseorang, baik itu artis ataupun pemimpin. Kali ini saya sedang ingin berbicara tentang beberapa pemimpin negeri ini. Masih mau baca ?

Saya masih ingat, Banyak orang sempat mengidolakan pak JK, saat beliau waktu itu menjabat sebagai wapres. Gebrakannya, cara bicaranya yang tepat sasaran dan segudang pesona lainnya, lalu setelah kini bersanding dengan pak Jokowi, pak JK justru disebut menelan ludah sendiri. Yang menyukai beliau pun menjadi malu-malu. termasuk saya diantaranya, dan sekarang tidak berani terlalu berharap dan lebih memilih menjadi secret admirer atau mungkin telah berpindah hati.

Begitu pula dengan bapak Anies Baswedan. Beliau sempat disebut rektor muda yang visioner, terbaik dengan pola pikir sangat dinamis, namun akhirnya ketika menjadi tim sukses seorang capres, beliau  tidak lagi seperti yang diharapkan.dimana semestinya akademisi berbicara lebih netral dan tidak berpihak kepada sesuatu kelompok dan menjelekkan kelompok yang lain. Meski masih tetap ada yang menyanjungnya, tetap saja sudah kurang mengena pada hati banyak fans nya dulu. Menurut saya, jadi biasa biasa saja.

Akibat  patah hati akhirnya ada yang CLBK ( cinta lama bersemi kembali ). Parah juga menggelitik dengan mengidolakan mereka yang dulu tidak disukai. Saya jadi ingat, beberapa waktu yang lalu seseorang memposting kata-kata “enakan jaman saya lho”. Tentu ini bermaksud untuk tokoh seperti bapak Soeharto. Ini adalah bentuk rasa galau yang  dirasakan rakyat indonesia setelah dulu mencaci habis habisan kemudian baru mengerti bahwa beliau ternyata yang terbaik diantara yang pernah ada. Untuk kasus ini, saya ingin tertawa tapi takut enggak lucu..

Lalu, terbersit pertanyaan sederhana masih adakah idola yang bisa dijadikan idola?

Dan untuk hal seperti itu, saya dan mungkin banyak pihak masih harap-harap cemas pada sosok bapak yang masih memiliki banyak fans, entah karena memang layak dijadikan idola atau belum terekpos media . Beliau adalah bapak Abraham Samad. Semoga beliau tetap menjadi idola,  tidak lantas bikin rakyat patah hati untuk kesekian kalinya. Aamin ... 

Ketika perasaan patah hati untuk kesekian kalinya sedikit terabaikan, selain Abraham Samad yang tegas, munculah orang baru. Sosok sosok  visioner lain bermunculan . Berbicara tokoh tokoh baru yang visioner saat ini, beberapa orang  yang paling menyorot perhatian salah satunya diantara banyak tokoh lainnya adalah bapak Tjahaja Purnama dan bapak Ridwan Kamil  (you know lah..). Di mana-mana, ketika s mengakses sosial media, yang muncul “aku padamu, koh”, “I’m in love, koh”, “kokoh, I love you”, “ridwan kamil I miss you “. Bla bla bla..

Namanya juga fans....bukan fans kalau tidak lebay.........

Fans hanya bisa melihat idola tersebut di layar kaca dan tidak jarang hanya melihat gambarnya saja beserta penyampaiannya yang diliput wartawan di sosial media. Syukur kalau idola tersebut adalah walikota setempat, ya setidaknya pernah lewat didepan kantornya saja cukuplah. Lalu bagaimana dengan idola yang tidak  pernah kita lihat secara langsung, tidak pernah ketemu, tidak pernah tau bagaimana sosok yang sesungguhnya, hanya media yang membesarkan nama mereka. Sebagai fans cuma bisa manggut manggut mengikuti perkembangan berita sang idola. Kita manusia dan sang idola pun manusia, meski derajat kita sama dengan idola di mata sang pencipta, tetap saja kita sebagai fans

Saat kita sadar, ketika  yang kita idolakan adalah manusia, meski prestasinya selangit,  kita pun harus siap pada kodrat manusia itu sendiri, tidak ada yang sempurna. Sewaktu-waktu, idola tersebut bisa saja melakukan kesalahan sama seperti kita dan mungkin kesalahan fatal yang membuat kita kembali patah hati. Broken heart! jika itu terjadi, siap siap malu lagi. sembunyi lagi, secret admirer lagi dan pindah hati lagi. cape deeeeeh...

Maka siapa seharusnya yang patut diidolakan? 

Terserah. Namanya juga negara demokrasi.  tetapi, seharusnya idola yang di elu elukan di sosal media dan dimana pun, adalah mereka yang benar benar telah terbukti bukan hanya saat ini tetapi hingga titik darah penghabisannya. Tentu sulit sekali mencari sosok yang sempurna . Karena alasan itulah  seharusnya rasa cinta dan cara mengidolakan sosok pemimpin tidak berlebihan apalagi di media sosial, meski hanya kata kata karena sangat dimungkinkan biasanya dianggap sebagai apa yang ada dalam pikiran kita sendiri apalagi jika kita adalah teman yang cukup berpengaruh, maka apa yang kita sukai dianggap benar oleh sebagian orang dan terbentuklah fans latah. Hal ini tentu berbeda jika yang kita idolakan adalah sosok yang telah mendapatkan pengakuan bukan hanya manusia namun Allah SWT. Untuk beliau , rasanya seribu kata keren juga tidak akan cukup mengambarkannya. Tentu saja sebagai ummat Muslim jawabannya Nabi Muhammad SAW. 

Perihal Akhlak dan sikap Nabi Muhammad tidak perlu diragukan lagi,  Allah sendiri sudah menjamin bahwa beliaulah suri tauladan terbaik. Pada beliau kita bisa mengidolakan tanpa takut patah hati. Sebagai seorang Muslim yang kritis dan cerdas, sebaiknya kita menempatkan beliau sebagai idola bukan hanya karena kewajiban sebagai ummat  namun mengetuk nurani kita bahwa tidak patut bagi kita menjunjung tinggi manusia yang hanya baru beberapa tahun muncul di media dengan segala perubahan yang dibawanya, kemudian kita menyebut nyebutnya dengan perasaan yang berlebihan. Padahal tentu saja masih banyak hal yang harus dibuktikan secara konsisten dan memerlukan waktu untuk benar benar kita yakini ia adalah idola. 

Oleh karena itu, sudah menjadi tugas kita bersama untuk saling mengingatkan, jika mungkin tindakan yang kita lakukan dalam menanggapi media dan sang idola yang terlalu berlebihan sehingga kita tidak peduli, kita akan menghujat habis habisan orang orang yang membenci idola kita. Ada baiknya kita menebarkan sesuatu yang bisa mengajak kita kepada persatuan. Dalam hal ini, kita perlu menyeimbangkan pemberitaan yang ada. misalnya, jika sekarang ini media dipenuhi oleh berita yang membuat kita mudah terprovokasi dan mudah membuat kita menjadi fans yang latah. Fans latah memiliki ciri ciri mudah mencintai tetapi mudah pula membenci. 

Untuk menyingkapi hal tersebut, sudah seharusnya kita sebagai generasi muslim yang bertebaran dimuka bumi ini tidak diam saja, kita harus mampu menebarkan berita tentang perjuangan masa masa Rasullullah yang penuh liku sehingga kita dapat memahami hakikat seorang idola, bagaimana perjuangan yang ditempuh, bagaimana cara Rasullullah menghadapi lawan, bagaimana kemudian Rasulullah bersikap terhadap kaum yang membenci beliau dan tentunya bagaimana kriteria persyaratan dan hal hal yang melekat yang bisa kita ambil contoh dari Nabi Muhammad SAW.   Sehingga kita tidak akan kecewa lagi pada idola yang belum menjanjikan apa apa,  apalagi tindakan yang masih sebatas wacana

Disaat krisis kepemimpinan seperti ini hanya kita lah yang mampu menekan laju media yang sudah sangat keterlaluan mencetak siapa saja sosok idola sesuka hati mereka, merekayasa idola dan menyedot fans demi keuntungan media itu sendiri, meskipun ada yang tidak perlu kita curigai sebaiknya kita lebih hati hati agar tidak kapok lagi. 

Akhirnya  penulis ingin sekali menulis dengan cepat hingga diujung akhir tulisan dengan perasaan yang meledak ledak , meneteskan air mata untuk idola yang tidak pernah mati, untuk idola yang tak pernah redup untuk beliau pemimpin sejati yang tak kan pernah mengecewakan rakyatnya, ummatnya. Kita adalah generasi yang hanya bisa mengenang jasa jasa nya. Menangis membaca perjuangannya. Terharu mendengar kisahnya. dan ini yang paling penting, tidak ada sang idola yang melakukan hal seperti ini, beliau nabi Muhammad adalah idola paling sejati , menunggu kita yang mencintainya di surga. Subhanallah...

“Aku padamu, Nabi Muhammad”
 *******************************************************************
Semoga Bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar