Hari Meugang adalah hari yang spesial untuk ibu ibu, bisa
dikatakan juga hari paling sibuk bagi ibu ibu di Aceh. Mondar mandir gak karuan. Jangan coba
coba tanya berita apa paling hangat di tivi hari ini, karena bisa dipastikan
waktunya habis seharian di dapur. Pengecualian bagi ibu ibu yang ga mau ketinggalan
berita dan bela belain majang tivi di dapur. Hehe..
Tapi
satu yang pasti, hari ini adalah hari pembuktian seorang ibu bisa masak dengan sukses !
Sukses
nya seorang ibu dalam memasak di hari meugang bisa ditandai dengan
konsentrasi nya yang penuh mensiasati
segala jenis "pernak pernik" dalam tubuh seekor sapi disulap menjadi makanan
makanan mewah . Maka tidak heran dalam sebuah rumah, pada hari meugang kita
dapati menu yang sepertinya bervariasi padahal komposisi utamanya adalah berasal dari hewan
bernama sapi. Lihat saja ada menu rendang , semur daging, sop daging, Lidah
goreng, sambal goreng hati, paru tauco sampai buntut sapi krispy. Haha..
see,
hebat sekali ibu kita , bukan?
Kehebatan
ibu ibu dalam meugang sudah pasti sejak dahulu kala adanya, Konon, meugang mulanya
digelar sejak Kerajaan Aceh, tepatnya di masa Sultan Iskandar Muda berkuasa,
1607-1636 Masehi.
Menurut Ketua Majelis Adat Aceh, Teungku Badruzzaman Ismail, saat itu Iskandar
Muda tersohor dengan raja yang adil, memotong banyak ternak jelang bulan suci,
kemudian membagikannya kepada rakyat miskin atau anak yatim. Kemudian tradisi
ini terus menerus berkembang hingga sekarang .
Mak...hoe ka mak lon.. |
Lalu siapakah sosok yang paling
berperan dalam suksesnya hari meugang di aceh? Meski tidak terlihat wanita yang memotong sendiri sapi untuk dimasak,
namun peran wanita pada hari meugang tidak bisa diremehkan, disini kita sebut ibu.
Bayangkan
jika ibu ibu pada hari meugang sakit, maka hari meugang akan menjadi sepi,
sukur sukur ada pembantu, tapi pasti akan beda rasanya jika tidak ditangani
oleh empunya rumah.
Peran
ibu menyiapkan menu, pada hari itu, seorang ibu tak ubah nya
seperti seorang manager. Ibu sangat pintar mengatur tugas anak anak anak untuk membantu baik laki laki
maupun perempuan. Dan
tidak jarang pula sang suami juga ikut membantu. Kapan lagi bisa seperti ini ?
Maka,
meski tidak pernah terucap melalui kata,
hari meugang bagi seorang ibu adalah hari dengan simbol
penuh kasih sayang. Lupakan hari Valentine
disini. Ini lebih dari pada hari cinta yang pernah diciptakan dimuka bumi ini. Hari
meugang adalah simbol cinta sebenar benarnya, urusan capek tidak usah ditanya
lagi. Entah kekuatan darimana datangnya, seorang ibu bisa berdiri berjam jam
mengaduk aduk makanan, berdiri , berkutat menghasilkan menu yang bisa
disantap bersama sama.
Satu yang paling indah, pada hari itu juga seorang ibu sukses membuat anak
anaknya berkumpul meski kesibukan masing masing, mereka akan rela untuk sekedar
makan siang bersama sama.
Lalu bagaimana dengan anak anaknya yang
merantau jauh tidak bisa pulang? , maka hari meugang, seorang ibu dengan sangat mudah membuat mereka bersedih,
rindu ingin segera pulang mencicipi makanan buatan ibu mereka. Meski diganti dengan makanan fast food di restauran, tidak cukup mengganti kelezatan masakan ibu sendiri. Hal ini sulit dibantahkan bahwa di saat-saat tiba hari meugang, mereka
memendam rindu mendalam akan kampung halaman. Karena sebenarnya di sana, pada
saat meugang itu tersimpan banyak kenangan yang tidak akan dapat dilupakan antara ia dan ibunya . Antara ia dengan senyum anggota keluarga yang tidak akan pernah hilang yang semuanya hanyut dalam kebersamaan.
Oleh
karena itu, hari meugang akan tetap terpelihara sendiri, tanpa himbauan pemerintah sekalipun, seorang ibu akan mewarisi simbol kasih sayang nya pada
anak perempuan secara turun temurun. Itulah mengapa tradisi ini menjadi awet, meski banyak yang mengatakan hari meugang adalah hari berlebih lebihan, namun tidak ada satu pun alasan yang bisa menolak hadirnya hari meugang. Sehingga ibu akan menjadikan seperti keharusan
menyiapkan menu spesial ditengah perekonomian sesulit apapun, aneh nya ada
saja rezeki yang datang untuk menyambut hari yang bagi beberapa keluarga bisa menjebolkan tabungan
itu. Tidak jadi masalah, begitu lah pendapat ibu, ibu mu, ibu
ku dan ibu kita semua
Sulit
mencari alasan bagi seorang ibu untuk tidak mensukseskan hari meugang. Bagi mereka,
berkumpul bersama keluarga adalah
kebahagiaan yang tidak bisa dibeli dengan uang. Mungkin itulah alasan yang
tidak tersirat secara langsung hingga mengapa seorang ibu akan selalu
menantikan hari meugang.
Selamat
hari meugang untuk ibuku dan seluruh masyarakat Aceh.....
google images |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar