Kamis, 26 Juni 2014

PERAN IBU DALAM TRADISI MEUGANG DI ACEH


Hari Meugang adalah hari yang spesial untuk ibu ibu, bisa dikatakan juga hari paling sibuk bagi ibu ibu di Aceh. Mondar mandir gak karuan. Jangan coba coba tanya berita apa paling hangat di tivi hari ini, karena bisa dipastikan waktunya habis seharian di dapur. Pengecualian bagi ibu ibu yang  ga mau ketinggalan berita dan bela belain majang tivi di dapur. Hehe..


Tapi satu yang pasti, hari ini adalah hari pembuktian seorang ibu  bisa masak dengan sukses !

Sukses nya seorang ibu dalam memasak di hari meugang bisa ditandai dengan konsentrasi nya yang penuh mensiasati segala jenis "pernak pernik" dalam tubuh seekor sapi disulap menjadi makanan makanan mewah . Maka tidak heran dalam sebuah rumah, pada hari meugang kita dapati menu yang sepertinya bervariasi padahal komposisi utamanya adalah berasal dari hewan bernama sapi. Lihat saja ada menu rendang , semur daging, sop daging, Lidah goreng, sambal goreng hati, paru tauco sampai buntut sapi krispy. Haha..
see, hebat sekali  ibu kita , bukan?

Kehebatan ibu ibu dalam meugang sudah pasti sejak dahulu kala adanya, Konon, meugang  mulanya digelar sejak Kerajaan Aceh, tepatnya di masa Sultan Iskandar Muda berkuasa, 1607-1636 Masehi.
 
Menurut Ketua Majelis Adat Aceh, Teungku Badruzzaman Ismail, saat itu Iskandar Muda tersohor dengan raja yang adil, memotong banyak ternak jelang bulan suci, kemudian membagikannya kepada rakyat miskin atau anak yatim. Kemudian tradisi ini terus menerus berkembang hingga sekarang . 


Mak...hoe ka mak lon..

Lalu siapakah sosok yang paling berperan dalam suksesnya hari meugang di aceh? Meski tidak terlihat wanita yang memotong sendiri sapi untuk dimasak, namun peran wanita pada hari meugang tidak bisa diremehkan,  disini kita sebut ibu.


Bayangkan jika ibu ibu pada hari meugang sakit, maka hari meugang akan menjadi sepi, sukur sukur ada pembantu, tapi pasti akan beda rasanya jika tidak ditangani oleh empunya rumah.

Peran ibu menyiapkan menu, pada hari itu, seorang ibu tak ubah nya seperti seorang manager. Ibu sangat pintar  mengatur tugas anak anak anak untuk membantu baik laki laki maupun perempuan. Dan tidak jarang pula sang suami juga ikut membantu. Kapan lagi bisa seperti ini ?

Maka,  meski tidak pernah terucap melalui kata, hari meugang  bagi seorang ibu  adalah hari dengan simbol penuh kasih sayang.  Lupakan hari  Valentine disini. Ini lebih dari pada hari cinta yang pernah diciptakan dimuka bumi ini. Hari meugang adalah simbol cinta sebenar benarnya, urusan capek tidak usah ditanya lagi. Entah kekuatan darimana datangnya,  seorang ibu bisa berdiri berjam jam mengaduk aduk makanan, berdiri , berkutat menghasilkan menu yang bisa disantap bersama sama. 

Satu yang paling indah, pada  hari itu juga seorang ibu sukses membuat anak anaknya berkumpul meski kesibukan masing masing, mereka akan rela untuk sekedar makan siang bersama sama.

Lalu bagaimana dengan anak anaknya yang merantau jauh tidak bisa pulang? , maka hari meugang, seorang ibu  dengan sangat mudah membuat mereka bersedih, rindu ingin segera pulang mencicipi makanan buatan  ibu mereka. Meski diganti dengan makanan fast food di restauran, tidak cukup mengganti kelezatan masakan ibu sendiri. Hal ini sulit dibantahkan bahwa di saat-saat  tiba hari meugang, mereka memendam rindu mendalam akan kampung halaman. Karena sebenarnya di sana, pada saat meugang itu tersimpan banyak kenangan yang tidak akan dapat  dilupakan antara ia dan ibunya . Antara ia dengan senyum anggota keluarga yang tidak akan pernah hilang yang  semuanya hanyut dalam kebersamaan.

Oleh karena itu, hari meugang akan tetap terpelihara sendiri, tanpa himbauan pemerintah sekalipun, seorang ibu akan mewarisi simbol kasih sayang nya pada anak perempuan secara turun temurun. Itulah mengapa tradisi ini menjadi awet, meski banyak yang mengatakan hari meugang adalah hari berlebih lebihan, namun tidak ada satu pun alasan yang bisa menolak hadirnya hari meugang. Sehingga ibu akan menjadikan seperti keharusan menyiapkan menu spesial ditengah perekonomian sesulit apapun, aneh nya ada saja rezeki yang datang untuk menyambut hari yang bagi beberapa keluarga bisa menjebolkan tabungan itu. Tidak jadi masalah, begitu lah pendapat ibu, ibu mu, ibu ku dan ibu kita semua

Sulit mencari alasan bagi seorang ibu untuk tidak mensukseskan hari meugang. Bagi mereka, berkumpul bersama keluarga adalah kebahagiaan yang tidak bisa dibeli dengan uang. Mungkin itulah alasan yang tidak tersirat secara langsung hingga mengapa seorang ibu akan selalu menantikan hari meugang.



Selamat hari meugang untuk ibuku dan seluruh masyarakat Aceh.....
google images







Tidak ada komentar:

Posting Komentar